Monday, January 23, 2012

Editorial : Masa Depan Research In Motion di Persimpangan [Blackberry]


Blackberry adalah salah satu pemicu booming pertumbuhan smartphone di Indonesia. Smartphone yang pada awalnya memiliki fokus ke perusahaan dengan teknologi push mail dan BBM ini, pada awalnya tidak memiliki saingan berarti, setidaknya sebelum kedatangan Iphone dan Android. Sampai saat ini sebenarnya Blackberry masih memiliki pangsa pasar yang besar di Indonesia dengan jumlah pengguna sekira 6 juta dan diperkirakan masih terus bertambah.

Tetapi jika kita melihat global market share untuk Smartphone, Research In Motion (RIM) perusahaan dibalik smartphone Blackberry saat ini sedang dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Market share Blackberry terus mengalami penurunan seiring dengan semakin populernya dua platform pendatang, yaitu iOS dan Android. Berdasarkan data dari Goldman, pangsa pasar global RIM mengalami penurunan sebesar 9 persen dari tahun lalu, penurunan yang sangat signifikan. RIM tidak mampu bersaing dengan iOS dan Android dalam beberapa hal, user interface, hardware, dan ekosistem. iOS dan Android dikembangkan dari awal untuk smartphone dengan touch user interface, sehingga sangat memudahkan user dalam berinteraksi dengan smartphone. Hal ini berbanding terbalik dengan Blackberry, Blackberry memiliki kekuatan di physical keyboard yang berkualitas, sehingga pada dasarnya Blackberry OS tidak dimaksimalkan untuk interaksi dengan touch based interface.

Kondisi menjadi semakin buruk bagi RIM karena sebagian besar orang lebih suka berinteraksi dengan touch screen daripada physical keyboard yang menjadi ciri khas RIM sejak lama. Blackberry juga tertinggal dari sisi spesifikasi hardware, kualitas kamera dan kecepatan processor adalah hal yang paling jelas jika dibandingkan dengan platform lain sesama high end product. Yang terakhir adalah jumlah aplikasi yang dimiliki platform Blackberry sangat jauh jika dibandingkan dengan iOS yang sudah mencapai 500 ribuan dan Android di kisaran 300 ribu aplikasi. Jumlah aplikasi berperan penting dalam perkembangan suatu platform, karena semakin banyak aplikasi yang dimiliki suatu platform, semakin banyak user yang tertarik menggunakan platform tersebut karena user memiliki keleluasaan untuk memilih aplikasi apa yang akan digunakan.

RIM Fight Back
RIM tidak tinggal diam dengan kondisinya yang tersudut oleh digdayanya iOS dan Android. Produk tablet yang bernama Playbook diluncurkan untuk membendung kepopuleran Ipad yang bahkan Android-pun masih belum mampu menyainginya, dan hasilnya gagal total. Pada awal 2012 Playbook dilaporkan mengakibatkan kerugian RIM sebesar 485 juta USD karena penjualannya yang mengecewakan. RIM juga meluncurkan Blackberry yang lebih touch friendly, Blackberry Touch atau Dakota tetap mempertahankan physical qwerty keyboard tetapi bisa dioperasikan juga dengan sentuhan di layarnya. Tetapi produk-produk Blackberry terbaru RIM tidak mampu mengambil hati konsumen di pasar Global.

Bagaimana dengan penjualan dengan diskon besar-besaran yang memicu kericuhan di Jakarta beberapa waktu yang lalu? Ya, sepertinya kejadian ini hanya terjadi di Indonesia saja dimana RIM masih memiliki pasar yang kuat dan besar terutama untuk produk-produk Blackberry middle to low end. Indonesia menjadi salah satu fokus pasar RIM karena besarnya potensi pasar yang ada, terbukti dengan Indonesia dipilih sebagai tempat pertama launching produk highend Blackberry dari RIM, yaitu Dakota yang memiliki physical qwerty keyboard berkualitas dengan layar yang bisa dioperasikan dengan sentuhan. Tetapi Indonesia pun tidak terlepas dari serangan iOS dan Android, Android yang diadopsi beberapa manufaktur memiliki keunggulan variasi pasar, harga gadget Android sangat bervariasi mulai dari low-end (kurang dari 1 juta) sampai highend (6 jutaan ke atas). Sedangkan iOS lebih menyasar ke pasar premium dengan mematok harga lebih dari 4 juta rupiah.

Blackberry 10
Blackberry London
Blackberry 10 adalah generasi selanjutnya dari Blackberry OS yang menjanjikan friendly user interface karena memang dimaksimalkan untuk touch base gadget. Pastinya next BB OS ini akan memiliki keunggulan yang dimiliki OS sebelumnya, yaitu push mail dan BBM yang dicompress dan encripsi dengan sangat baik oleh RIM. Sebagai informasi, RIM masih menjadi platform yang memiliki teknologi kompresi dan enkripsi yang terbaik.Teknologi NFC yang semakin popular juga dipastikan akan menjadi salah satu feature unggulan.

RIM sadar bahwa Blackberry 10 adalah kesempatan terakhirnya untuk mempertahankan pasarnya dari serbuan platform lain, jika BB 10 gagal meyakinkan pasar maka kemungkinan RIM akan menjual platform miliknya ke perusahaan lain, walaupun sebenarnya sekarang pun sudah santer kabar beredar bahwa RIM akan menjual platform Blackberry. Mengingat pentingnya BB 10 untuk masa depan RIM, mereka tidak main-main dalam mengembangkan next generation platform, interface yang menjadi salah satu ketinggalan BB OS dari platform lain dicoba diperbaiki RIM dengan membeli perusahaan design interface, TAT (The Astonishing Tribe). TAT adalah perusahaan design interface yang memiliki reputasi, sebagai informasi, OS Android versi awal menggunakan jasa TAT untuk user interface. Fujitsu dan beberapa perusahaan teknologi dunia juga menggunakan jasa TAT, jadi patut ditunggu apa yang bisa dilakukan TAT untuk ‘menghias’ user interface BB  10.

Blackberry 10 akan dirilis oleh RIM pada bulan Februari tahun ini pada event Mobile World Congress (MWC) 2012. Sayangnya, produk Blackberry dengan OS BB 10 kemungkinan besar baru dirilis pada quarter ke-3 2012, yaitu bulan Oktober 2012. Padahal kita semua tahu perkembangan dunia gadget sangat pesat, produk yang bagus saat ini, bisa jadi sudah usang 3-6 bulan lagi, lihat saja pesatnya platform Android yang diperbarui setiap 6 bulan sekali oleh Google.

Rumor juga mengatakan bahwa RIM akan membuat suksessor dari Playbook, yaitu Playbook 2.0. Indikasi yang ditemukan oleh n4bb menunjukkan bahwa BB 10 didesign untuk mampu mendukung resolusi sampai 1280 x 768 dan support LTE. Playbook 2.0 kemungkinan akan diperkenalkan ke public oleh RIM pada MWC 2012 bulan depan. Kita masih belum tahu kapan Playbook 2.0 akan mulai dijual ke public.

Terlalu lama jarak antara launching BB 10 dan penjualan produk Blackberry ke pasar sebenarnya sudah membawa efek yang buruk bagi RIM, walaupun kita tahu bahwa mengembangkan OS yang berkualitas memang butuh waktu. Masalahnya adalah RIM saat ini sedang ditekan oleh beberapa platform yang memiliki perkembangan sangat pesat. Pada tahun 2011 saja, saham RIM mengalami penurunan nilai sebesar 75 persen. Apakah investor RIM memiliki kesabaran untuk menunggu lebih lama lagi melihat dollar yang ditanamkan di RIM ‘menguap’ dengan pace yang constant.

RIM dijual ?
Beberapa investor yang gerah dengan masa depan RIM yang tidak jelas dan gadget BB 10 yang masih jauh dari tanggal penjualannya menekan management RIM untuk menjual RIM sebelum harga RIM semakin jauh merosot. Co-CEO yang juga founder RIM, Mike Lazaridis dan Jim Balsillie pun dalam tekanan. Tetapi bagaimanapun duo founder RIM ini masih optimis bahwa BB 10 akan menjadi titik balik RIM dalam ketatnya persaingan dunia gadget.

RIM sebenarnya masih menjadi salah satu perusahaan yang sangat sehat dengan kepemilikan dana sebesar 1.5 milyar US dollar saat ini. Karena itu beberapa perusahaan besar sempat melirik RIM sebagai salah satu cara ekspansi bisnis. Microsoft yang sedang berusaha keras untuk meningkatkan pangsa pasar OS mobile terbarunya, yaitu Windows Phone 7 digosipkan membentuk konsorsium dengan Nokia untuk membeli RIM. Teknologi kompresi, enkripsi, BBM, dan kualitas hardware RIM ditengarai menjadi factor yang menarik bagi Microsoft untuk ditanamkan di OS WP7 kemudian berpartner bersama Nokia untuk memperkenalkan platform tersebut ke pasar global.

Amazon yang sukses dengan produk Kindle Fire dengan strategi jual rugi dengan strategi mendapatkan keuntungan dari penjualan content yang bisa diakses melalui kindle fire, dirumorkan juga berminat untuk membeli RIM. Menurut Reuters pada desember lalu, diketahui bahwa Amazon sedang melakukan pembicaraan dengan bank/firma investasi mengenai kemungkinan buy out RIM. Walaupun masih jauh dari proses pembelian ini, setidaknya pembicaraan tersebut menunjukkan minat Amazon untuk melakukan ekspansi bisnis dengan RIM sebagai alat loncatannya.

Yang terakhir ramai dibicarakan adalah Samsung, pertengahan bulan ini dikabarkan bahwa RIM berniat menjual dirinya ke Samsung, masih belum jelas apakah RIM berniat menjual perusahaan secara keseluruhan, sebagian, atau hanya menjual lisensi Blackberry 10 ke Samsung. Walaupun pada akhirnya juru bicara Samsung menyanggah bahwa Samsung berniat membeli RIM. Memang cukup wajar bahwa Samsung tidak berniat membeli RIM, Samsung sudah sukses dengan Android, bahkan Samsung juga memiliki platform yang dikembangkan sendiri walaupun baru sebatas middle to low-end gadgetnya, yaitu Bada.

Tapi seberapapun strugglingnya RIM, Blackberry tetap menjadi OS yang memiliki ‘killer feature’ yang sudah saya sebutkan berulang kali sebelumnya. Samsung sendiri dikenal sebagai perusahaan pembuat gadget dengan hardware yang berkualitas, bukankah kombinasi yang bagus jika hardware berkualitas Samsung dipadukan dengan feature unggulan BB 10 dari RIM? Sepertinya langkah untuk melisensikan BB 10 merupakan langkah terbaik yang bisa diambil oleh RIM.

Duo Founder turun dari jabatannya
Jim Balsillie dan Mark Lazaridis
Dengan adanya rumor berminatnya beberapa perusahaan besar untuk membeli RIM yang kondisinya terus menurun, masih jauhnya gadget BB 10 dari penjualan ke public, dan belum ada keputusan strategis untuk membawa RIM keluar dari tekanan. Investor terus menekan management untuk mengambil keputusan strategis mengenai masa depan RIM. Pada akhirnya duo founder RIM yang menjabat sebagai co-CEO, Jim Balsillie dan Mike Lazaridis turun dari posisinya pada hari minggu 23 Januari 2012. Posisi CEO yang baru digantikan oleh Thorsten Heins yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Operation Officer. Beberapa pengamat menilai pergantian ini bukanlah langkah yang baik bagi RIM, mengingat bahwa Thorsten Heins merupakan ‘anak didik’ duo founder RIM sehingga diragukan bahwa dia akan melakukan langkah yang jauh berbeda dengan CEO sebelumnya.

Patut kita tunggu bagaimana masa depan RIM, melihat bagaimana kejayaan yang sempat/masih diraih RIM di dunia bisnis dan Indonesia, bukankah beberapa waktu yang lalu hampir semua orang di Indonesia, minimal di kota besar pasti memiliki Blackberry? Sehingga istilah berbagi PIN menjadi sangat umum dikalangan pebisnis maupun anak muda. Apakah tren ini akan sedikit demi sedikit menghilang atau akan mencapai titik balik untuk menjadi semakin populer?

1 comment:

fajarannas said...

RIM sepertinya frustasi dengan kondisi yg ada sekarang, buktinya dua foundernya resign. sepertinya ingin sesuatu yg fresh dari pimpinan yang baru? bertahan lamakah?
oh iya... ulas Windows Mobile doong.. thx