Saat ini sudah semakin banyak pengguna smartphone
berbasis android di Indonesia. Dilansir dari detikinet pada juli 2011, 20
persen pengguna smartphone di Indonesia menggunakan android. Pendekatan Google
terhadap Android tidak seperti Apple, Apple melakukan control ketat terhadap
aplikasi pihak ketiga yang di install di iOS platform miliknya dengan tujuan
user experience yang baik (user interface yang baik dan konsumsi battery yang
hemat). Google memberikan kebebasan user dan developer aplikasi dalam ekosistem
Android, di satu sisi Android menjadi platform yang disukai dengan segala
kebebasan yang diberikan Google, di lain sisi kebebasan tersebut menyebabkan
tidak semua aplikasi yang ada di andoid memiliki kualitas yang sama, beberapa
berkualitas, yang lain mengecewakan.
Kualitas aplikasi dapat dinilai dari desain user
interface yang konsisten dan seberapa besar aplikasi tersebut mengkonsumsi
resource android (memory, storage) yang berujung pada seberapa besar daya yang
diambil dari battery untuk menjalankan aplikasi tersebut. Ada beberapa point
yang menjadi perhatian saya dalam menghemat battery android, berikut detailnya.
Konfigurasi Android
Mulai dari yang termudah, konfigurasi yang menghidupkan
segala feature yang dimiliki Android memiliki peran yang besar dalam
menghabiskan battery.
Getar (vibrate), saya pribadi tidak pernah menggunakan
feature ini karena termasuk boros dalam menggunakan daya battery. Nada ringtone
sudah cukup bagi saya karena saya bekerja di kantor yang tidak terlalu bising.
Tapi vibrate dibutuhkan bila kita sedang berada di lingkungan yang memiliki
polusi suara cukup tinggi sehingga ringtone saja tidak cukup.
Brightness, semakin tinggi brightness layar, semakin besar
juga konsumsi battery. Screen time out, screen time out tergantung dari kebiasaan
kita masing-masing, screen time out yang terlalu cepat juga menyebabkan kita
tidak nyaman, 30 detik time out sudah cukup bagi saya yang sering membaca berita
di android. Tentu semakin lama screen time out semakin cepat habis battery.
Haptic feedback, haptic feedback adalah respon android yang
bertujuan untuk membuat interaksi jari dengan touchscreen lebih natural, jari
seperti menyentuh tombol fisik. Feature ini bekerja dengan bergetar setiap kali
anda menekan tombol.
Konfigurasi tersebut bisa diakses melalui tombol menu di
home screen android, setting > sounds, dan display. Pada intinya konfigurasi
Android yang minimalis membuat hidup battery lebih lama dengan menghilangkan
feature getar dan haptic feedback, mengurangi brightness dan screen time out.
ROM Android
Kebanyakan dari kita mungkin masih menggunakan ROM bawaan
dari manufaktur masing-masing atau disebut juga stock ROM. Besarnya komunitas
android dan source code android yang beredar bebas menjadikan developer bisa memodifikasi
source code android dan membuat varian android sendiri, varian ini disebut juga
custom ROM. Banyak sekali custom ROM yang dikembangkan oleh developer dalam
komunitasnya masing-masing, beberapa berkualitas, sebagian tidak cukup bagus
digunakan sehari-hari. Semakin besarnya komunitas ROM tersebut, semakin besar pula
dukungan dan perkembangan custom ROM tersebut. Berikut adalah list custom ROM
yang pernah saya gunakan, masih banyak custom ROM di luar sana yang terlewat
dari ‘radar’ saya
cyanogenMod
![]() |
logo cyanogenmod |
Memiliki komunitas yang besar, compatible dengan sebagian
besar manufaktur android, memiliki tingkat development yang konsisten dan
feature yang lengkap. ROM ini adalah salah satu custom ROM terpopuler http://www.cyanogenmod.com
Syndicate Frozen
Berbeda dengan stock ROM dan kebanyakan custom ROM lain yang
menggunakan file system RFS, ROM ini menggunakan file system EXT4 yang menurut argument
mereka bekerja lebih cepat dan lebih efisien, sehingga system lebih responsive
dan konsumsi battery lebih hemat. Sayangnya ROM ini di develop dari source code
android versi Froyo yang sudah cukup ‘tua’, walaupun dari sisi feature custom
ROM ini tidak kalah lengkap seperti wifi tethering (stock ROM Froyo tidak
memiliki feature ini)
CleanGB
Sesuai namanya, clean GB dibuat ‘semurni’ mungkin, beberapa
aplikasi tambahan bawaan dari operator dihapus. Versi terakhir ROM ini
didevelop dari source code android berbasis Gingerbread, saya pernah mencoba
ROM ini dan cukup nyaman, sampai saya mencoba ROM di bawah ini.
Tunderhawk RandomROM
![]() |
lock screen random rom |
ROM ini sebenarnya tidak memiliki komunitas yang cukup
besar, file system yang digunakan sama dengan Syndicate Frozen, yaitu EXT4.
Dengan kata lain, system lebih responsive dan konsumsi battery lebih efisien.
Satu keunggulan ROM ini dibanding Syndicate Frozen, ROM ini sudah berbasis
Gingerbread. Beberapa Theme yang dimiliki juga cukup menarik ditambah lock
screen yang eye catching. Saya sudah menggunakan ROM ini selama 3 minggu dan
cukup puas dengan performanya, system lebih responsive dibanding saat
menggunakan Stock ROM dan battery bertahan lebih lama.
Mencoba custom ROM yang berbeda-beda akan memberikan kesenangan
tersendiri, selalu membawa kesegaran ke smartphone anda sehingga terasa baru,
jika saya tidak berlebihan. Tapi bagaimanapun juga kita perlu hati-hati sebelum
mencoba custom ROM pada android kita, perlu dicek kompatibilitas ROM tersebut
dengan smartphone kita, kemungkinan terburuk adalah gagal saat flashing ROM dan
smartphone kita menjadi ‘brick’, tidak bisa digunakan sama sekali.
Aplikasi
Sepengetahuan saya ada dua jenis aplikasi di Android,
aplikasi yang hanya menggunakan resource saat dijalankan, yang kedua aplikasi
yang tetap menjalankan service-nya di background walaupun tidak dijalankan.
Aplikasi game seperti Angry Birds, note, gallery hanya berjalan ketika kita perintahkan.
Aplikasi yang masuk kategori kedua adalah aplikasi yang terhubung ke internet
seperti Facebook, Twitter, Yahoo Messenger, Google+, email. Aplikasi-aplikasi
tersebut tetap berjalan sebagai service di background walaupun kita tidak
menggunakan aplikasi tersebut, service dijalankan untuk mengecek apakah ada
update untuk aplikasi tersebut dari internet. Service ini memiliki tingkat
konsumsi yang berbeda-beda, semakin besar memory yang digunakan, semakin cepat
juga battery anda habis. Jadi semakin selektif anda menginstall aplikasi di
android anda, semakin lama juga battery anda akan bertahan.
Widget adalah jenis interface yang memiliki peran dalam
menghabiskan battery anda, widget biasanya memiliki refresh time yang bisa
dikonfigurasi, semakin kecil refresh time widget maka semakin besar juga
konsumsi battery. Beberapa widget yang sering digunakan adalah widget untuk
facebook, twitter, battery meter, RSS/news feed.
Saya pribadi tidak menginstall banyak aplikasi yang
menjalankan service di background, facebook saya remove. Sebagai gantinya saya
akses facebook dari dolphin browser, memang satu kali klik lebih banyak, tapi
secara fungsi tidak banyak perbedaan antara aplikasi facebook dan browser
facebook mobile.
Pada akhirnya kembali ke anda masing-masing untuk menerapkan
konfigurasi minimalis, untuk apa menghemat battery jika tidak membuat anda
nyaman? Atau apa gunanya smartphone dengan full feature tapi hanya mampu
bertahan selama 5 – 7 jam saja, suit yourself.
3 comments:
baguss baguuss
Terimikisi terimikisi pak dosen
artikel yang sangat berguna bagi pemilik gadget Android.. Suwun
Post a Comment