Sunday, March 10, 2013

Apakah dominasi Samsung buruk bagi Android, err...Google?


Akhir-akhir ini beberapa pengamat teknologi menilai bahwa samsung memiliki posisi yang terlalu dominan di bisnis smartphone. Berdasarkan data yang dirilis oleh dazeinfo.com, pada quarter ke-4 2012 samsung memiliki market share terbesar dengan persentase 29 persen. Khusus untuk segmen smartphone, samsung berhasil menggusur Apple (21.8 persen) dari posisi pertama, segmen dimana Apple mendominasi dengan jajaran iPhone selama beberapa tahun. Keberhasilan samsung dalam mendominasi segmen Smartphone berkat produk highend besutannya seperti Galaxy S series dan Galaxy Note yang mendapat respon sangat baik dari konsumen. Samsung bahkan jauh meninggalkan kompetitor lain yang menggunakan OS Android, baik dari sisi market share maupun keuntungan. Perusahaan asal korea ini berhasil mencatat rekor keuntungan tertinggi dalam sejarah perusahaan. Kondisi yang kontras jika membandingkan dengan kompetitor sesama Android seperti HTC, Acer, Sharp, maupun Sony.

Tapi kita tidak akan membicarakan angka-angka market share antara manufaktur Android maupun urutan manufaktur smartphone terbesar. Beberapa pengamat menilai samsung menjadi terlalu besar bagi ekosistem android, sehingga langkah-langkah yang diambil samsung dapat mempengaruhi perkembangan platform android secara keseluruhan. Penilaian ini didasarkan atas data pada quater ke-3 2012 dimana 46 persen smartphone android dipasaran di produksi oleh samsung (data by Impressions). Besarnya market share samsung dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan lebih dari google sebagai pemilik platform android. Kemungkinan pertama adalah samsung dapat menekan google agar mendapatkan akses ke generasi android terbaru lebih cepat dibanding kompetitornya. Perkiraan yang lebih jauh lagi bahkan samsung dapat meminta persentase keuntungan lebih besar yang diperoleh google dari penggunaan search engine di android. Saat ini samsung mendapat lebih dari 10 persen keuntungan yang dihasilkan dari mobile search engine google yang dilakukan di smartphone android buatan samsung.

Prediksi para analisa di atas menurut saya kurang tepat atau sedikit berlebihan. Berbekal android, samsung memang telah menjadi pemain dominan di bisnis smartphone, baik segmen premium atau dibawahnya. Tapi posisi tersebut tidak memberikan akses khusus bagi samsung atas android. Setidaknya akses khusus yang diberikan karena samsung terpilih menjadi manufaktur smartphone google (nexus series) beberapa kali, tidak lebih. Google juga tidak akan mau memberikan persentase keuntungan lebih besar kepada samsung. Karena jika langkah itu dilakukan akan memicu kesenjangan dari manufaktur android lain. Kesenjangan ini justru akan merugikan platform android secara keseluruhan karena manufaktur lain mungkin akan mengalihkan fokusnya ke platform lain seperti Windows Phone atau bahkan Firefox OS yang masih dalam tahap pengembangan.

Bagaimana jika samsung yang 'mengancam' akan mengalihkan fokus ke platform lain? Tidak, hal itu tidak akan terjadi, setidaknya dalam waktu dekat. Mengapa? Karena android sudah menjadi platform yang 'matang', terdapat sekira 800 ribu aplikasi di google play store. Kita tahu bahwa aplikasi adalah faktor terpenting yang mendukung kesuksesan suatu platform. Lihat saja Windows Phone sebagai contoh, OS yang menjanjikan tanpa diimbangi jumlah aplikasi yang cukup hanya mampu meraih pangsa pasar global sebesar 3 persen.

Keberhasilan samsung dan android dalam memimpin pasar smartphone adalah hubungan mutualisme yang menguntungkan kedua belah pihak. Samsung bertugas membuat smartphone, distribusi, dan advertising smartphone buatannya. Sedangkan google mengembangkan android menjadi platform yang lebih 'matang' dengan feature-feature baru, ekosistem dan security yang lebih baik. Tapi jika kita ada di posisi samsung, manufaktur asal korea tersebut memiliki ketergantungan yang besar atas android. Semua smartphone yang menjadi andalan samsung dalam meraup pundi-pundi uang menggunakan android sebagai sistem operasi. Hal ini tidak terlalu bagus bagi sebuah perusahaan, dimana pendapatan utamanya berasal dari satu jenis produk saja, yaitu android.

Samsung perlu melakukan diversifikasi produk, hal ini sudah disadari samsung sejak beberapa tahun lalu. Langkah-langkah diversifikasi sudah diambil oleh samsung untuk mengurangi ketergantungan atas platform android. Bada adalah sistem operasi berdasarkan linux yang dikembangkan secara inhouse oleh samsung. Sebagai platform baru, kualitas dan feature bada cukup terbatas dan tidak mampu bersaing dengan android. Oleh sebab itu samsung lebih memfokuskan bada untuk segmen mid to low. Dan isu yang beredar bahwa samsung berencana menghentikan pengembangan bada pada pertengahan tahun 2013. Biaya pengembangan yang mahal dan ditanggung sendiri oleh samsung menjadi salah satu faktor penyebabnya. Memang membangun platform baru dari nol memang sangat sulit dan mahal saat ini, terlebih di saat platform lain sudah matang dan memiliki ekosistem yang lebih menjanjikan seperti iOS dan android. Pertimbangan kedua untuk menghentikan pengembangan bada adalah dimulainya kerjasama samsung dan intel untuk mengembangkan platform lain yang disebut tizen. Perlu waktu untuk menilai apakah duet dua perusahaan teknologi tersebut mampu menelurkan produk yang menjanjikan dan mampu bersaing di pasar yang sudah disesaki beberapa platform besar.

Lalu jika suatu saat samsung berhasil beralih dari android apakah akan mempengaruhi penetrasi android di pasaran?  Ya, tidak dipungkiri jaringan distribusi dan advertising merupakan kunci penting dalam kesuksesan suatu produk. Tapi android adalah platform yang matang dan banyak manufaktur dengan 'senang hati' menggunakan android sebagai sistem operasi dari produknya. Sebut saja Htc, Sony, LG, ZTE, dan HuaWei, mereka adalah perusahaan teknologi kelas dunia yang memiliki jaringan distribusi tersebar di beberapa benua. ZTE sebagai contoh, kurang populer sebagai merk tapi merupakan manufaktur smartphone terbesar ke-5 didunia. Smartphone yang kebanyakan didesain untuk segmen mid to low buatan perusahaan asal China tersebut mendapat respon yang baik dari konsumen. Produk ZTE biasanya dibranded ulang oleh setiap operator disetiap negara sebagai produk operator tersebut, karena itu nama ZTE kurang populer sebagai sebuah merk smartphone.

Analisa di atas cukup untuk menggambarkan bahwa android tidak tergantung hanya kepada satu manufaktur saja. Banyaknya jumlah partner yang dimiliki menjadi jaminan keberlangsungan platform android di masa depan. Adapun faktor yang menjadi kunci sukses android kedepannya adalah kemampuan google untuk menanamkan feature-feature baru yang semakin mempermudah konsumen dalam menggunakan platform android. Keamanan juga menjadi salah satu faktor terpenting untuk menjaga kepercayaan konsumen dalam menggunakan android. Feature keamanan android yang baik juga bisa menjadi nilai tambah google untuk melakukan penetrasi ke pasar perusahaan, dimana keamanan adalah pertimbangan utama perusahaan dalam menggunakan sebuah platform. Google perlu belajar dari Blackberry dalam hal ini karena Blackberry sudah memiliki pengakuan dari banyak lembaga dunia terhadap keamanan platform besutannya. Yang terakhir adalah hubungan antara google dengan developer aplikasi, banyak pekerjaan yang perlu dilakukan google untuk membenahi ekosistem aplikasi android. Data menunjukkan bahwa developer menghasilkan uang empat kali lebih banyak di platform iOS dibanding android(flurry analytics).

Tipikal android yang open source menyebabkan banyaknya jumlah pembajakan aplikasi. Hal ini tentu bukan hal yang baik bagi developer karena mereka kehilangan penghasilan tiap kali aplikasinya dibajak. Saya yakin android akan menjadi platform yang semakin berkualitas jika google mampu mengerjakan beberapa point tersebut dengan baik.

Sunday, October 14, 2012

AMD dijual? Siapa mau?


Masa depan AMD cukup suram dalam perkembangan industri chip di tengah-tengah persaingan platform X86 yang dikuasai Intel dan chip berbasis ARM dengan pemain besar seperti Nvidia, Qualcomm, dan Texas Instrument. restrukturisasi besar-besaran sedang dilakukan di AMD, pengurangan pegawai menjadi salah satu program yang akan dilakukan. Rumor menyebutkan bahwa AMD akan dijual jika ada yang perusahaan yang berminat.

Kabar bahwa AMD dijual bukan yang pertama kalinya terjadi. Tapi jika kabar ini benar adanya, siapa kira-kira perusahaan yang berminat untuk membeli AMD.

Perusahaan yang sering disebut untuk menjadi kandidat pembeli AMD adalah Qualcomm disamping beberapa nama perusahaan besar lainnya seperti Dell dan Apple. Tapi kali ini kita akan membahas tentang Qualcomm agar lebih fokus.

Qualcomm sebagai kandidat kuat
qualcomm snapdragon
processor dibalik high end smartphone
Qualcomm adalah perusahaan yang memulai bisnisnya dengan memproduksi wireless chip untuk handphone. Dalam beberapa tahun terakhir Qualcomm telah berekspansi menjadi supplier processor berbasis ARM yang digunakan oleh Smartphone yang berbasis Android maupun Windows Phone. Qualcomm juga menjadi salah satu supplier processor bagi Sistem Operasi teranyar dari Microsoft, yaitu Windows 8 RT. RT adalah kode untuk windows 8 yang menggunakan processor ARM. Dell dan Samsung menjadi manufaktur Windows 8 RT yang menggunakan Qualcomm sebagai supplier untuk processor.

Ada satu kemiripan antara visi Qualcomm dan AMD, 5 tahun yang lalu Qualcomm sempat berminat untuk masuk ke segmen processor server. Sedangkan AMD sempat sukses dengan processor Opteron yang didesain untuk server sehingga dapat mengganggu dominasi Intel. AMD memiliki kemampuan yang bisa diakui di segmen processor server. Pengalaman AMD bisa dimanfaatkan oleh Qualcomm untuk masuk ke pasar server. Kombinasi pengalaman AMD di segmen server dan desain ARM yang power efisien oleh Qualcomm dapat menghasilkan processor segmen server yang hemat energi berbasis ARM. Jika visi ini dapat diwujudkan, tentu akan dapat menjadi produk unggulan di segmen server. Setiap datacenter sudah lazim untuk menghabiskan konsumsi daya yang sangat besar dalam melayani permintaan user. Low power server processor berbasis ARM tanpa mengurangi performa server tentu akan menjadi killer feature di segmen server.

AMD memiliki relasi yang kuat dengan beberapa manufaktur processor besar dunia. GlobalFoundries adalah manufaktur processor terbesar kedua dunia setelah TSMC. Perusahaan tersebut sebelumnya adalah bagian dari AMD, kemudian AMD memutuskan untuk menjual divisi manufaktur untuk tujuan efisiensi. AMD juga memiliki 10% saham di TSMC (Taiwan Semiconductor Company) yang merupakan manufaktur processor terbesar dunia. Kedekatan AMD dengan chip manufaktur tentu akan menjadi keuntungan bagi Qualcomm sebagai fables chipmaker.

Per tanggal 12 Oktober 2012, AMD dihargai kurang dari 3 milyar USD dengan harga per sahamnya 92 sen. Harga tersebut tentu mampu dipenuhi oleh Qualcomm. Per Juni 2012, Qualcomm memiliki kombinasi cash dan investasi jangka pendek sebesar 13.4 milyar USD. Jadi di atas kertas, Qualcomm seharusnya tidak memiliki masalah keuangan untuk mengakuisisi AMD.

Tidak semudah seperti yang terlihat
Masalahnya adalah bukan hanya sebatas harga, AMD termasuk perusahaan yang memiliki kompleksitas sehingga perusahaan yang berminat perlu berpikir dua kali sebelum mengakuisisi AMD.

Pada sejarahnya, AMD memiliki perjanjian cross licensing teknologi X86 dengan Intel. Beberapa diantaranya termasuk perjanjian rahasia dimana hanya Intel dan AMD yang mengetahuinya. Cross licensing agreement adalah perjanjian pertukaran teknologi yang bisa digunakan oleh perusahaan yang melakukan perjanjian. Dalam kasus ini ada beberapa perjanjian yang memberikan AMD akses kepada beberapa Intellectual Property (IP) milik Intel terkait dengan instruksi-instruksi yang terdapat di chip X86. Perjanjian cross licensing dilakukan pada era chip 386 dan 486 di awal tahun 90 an.

Masalah timbul saat AMD menjual divisi manufaktur chip yang sekarang bernama GlobalFoundries. Intel mengajukan protes ke AMD karena penjualan divisi manufaktur AMD berarti memberikan akses Intellectual Property Intel yang beberapa diantaranya bersifat rahasia ke pihak lain selain AMD. Intel berargumen bahwa AMD harus meminta ijin Intel sebelum memberikan data-data IP milik Intel ke GlobalFoundries. Masalah ini berujung pada tuntutan hukum Intel ke AMD. Walaupun pada akhirnya konflik ini dapat diselesaikan dengan damai pada akhir tahun 2009 melalui beberapa negosiasi yang alot ditengahi oleh mediator di kepulauan Hawai.

Keberhasilan negosiasi tersebut merupakan sebuah prestasi bagi AMD, mungkin akan berbeda hasilnya jika perusahaan tersebut bukan AMD, dimana akan terjadi tuntutan hukum yang berujung pada pembayaran ganti rugi atas royalti yang dimiliki Intel. Tapi masalah ini tetap menjadi potensi bagi perusahaan lain yang berminat untuk membeli AMD. Negosiasi dipastikan akan dilakukan kembali jika AMD dibeli oleh perusahaan lain. Dan negosiasi tersebut dapat dengan mudah tidak berhasil yang berujung pada tuntutan hukum di pengadilan. Terutama Qualcomm, dimana Qualcomm adalah pemain utama di processor ARM yang mengancam dominasi X86, lumbung uang bagi intel.

Bagaimanapun rumor masih tetap bergulir, entah AMD akan dibeli oleh Qualcomm atau tidak, mungkin iya
mungkin tidak.

Dilansir dari allthingsd, artikel yang bagus, sayang kalau gak ditulis versi bahasanya, nggak fully translate juga sih, ada banyak tambahan sendiri juga.

Tuesday, October 02, 2012

Fabless chipmaker, new tren of chip industry manufacture

qualcomm snapdragon dualcore berbasis ARM

Bagi para penggemar gadget yang peduli akan spesifikasi teknis yang menjadi dapur pacu gadgetnya, tentu tidak asing dengan nama Qualcomm, Nvidia, Texas Instrument, dan Samsung serta Apple. Perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan yang membuat processor untuk ditanamkan di Smartphone dan Tablet. HTC, Motorola, Sony Ericsson, dan Nokia adalah beberapa perusahaan besar dunia yang menggunakan processor-processor keluaran beberapa perusahaan tersebut di gadget buatannya.

Tapi tahukah anda, sebagian besar perusahaan yang membuat processor tersebut tidak memproduksi sendiri processornya. Perusahaan seperti Nvidia, Qualcomm, dan Texas Instrument membuat desain processor berbasis ARM. Sedangkan proses manufaktur processor dioutsource ke pihak ketiga. Perusahaan-perusahaan seperti ini disebut juga Fabless Chipmaker (pembuat processor yang tidak memiliki pabrik). Model bisnis seperti ini semakin banyak ditemui belakangan. Sebagian besar chipmaker meng-outsource pembuatan processor karena biaya manufakturnya yang sangat mahal. Bahkan setiap periode tertentu, fabrikasi processor cenderung lebih kecil dari 45nm, 32nm, dan ditargetkan untuk mencapai 14nm (nano meter). Proses fabrikasi yang semakin kecil dari waktu ke waktu membutuhkan investasi yang sangat besar. Sedangkan produk dari setiap perusahaan pembuat processor tidak selalu memiliki peminat yang cukup untuk menutup biaya investasi.

Taiwan Semiconductor Manufacturing Company
Fabless Chipmaker menjadi trend yang diikuti banyak perusahaan. Selain lebih murah dari sisi investasi, resikonya juga lebih kecil dibanding mengelola manufaktur processor sendiri. Outsource manufaktur menjadikan perusahaan pembuat processor lebih fokus ke core bisnis perusahaan, yaitu membuat processor dengan desain terbaik, hemat daya dengan performa tinggi. Trend ini menjadi pemicu pertumbuhan perusahaan manufaktur processor, adalah TSMC (Taiwan semikonduktor Manufacturing Company) yang mengalami pertumbuhan sangat pesat. 49% market share industri manufaktur dikuasai oleh TSMC, sedangkan sisanya dimiliki oleh UMC (United Microelectronics Corporation), GloFlo (Global Foundries), Renesas, dan beberapa perusahaan manufaktur kecil lainnya.

Model bisnis yang ada adalah desain processor diserahkan oleh fabless chipmaker kepada perusahaan manufaktur untuk dilanjutkan dengan proses manufaktur. Adapun model bisnis seperti ini memiliki beberapa kekurangan, antara lain adalah ketidakmampuan manufaktur processor untuk memproduksi desain processor yang diminta oleh fabless chipmaker jika desain processor yang diminta jauh dari standard bisnis yang ada atau memiliki desain rumit yang tidak mampu diproduksi perusahaan manufaktur. Hal ini sempat terjadi pada Nvidia yang menyebabkan terhambatnya produksi processor Tegra, padahal permintaan akan processor Tegra cukup tinggi. Terhambatnya produksi Nvidia Tegra akhirnya berimbas ke penundaan rilis gadget yang menggunakan processor tersebut.

Despite mahalnya investasi dalam melakukan manufaktur processor, ada beberapa perusahaan yang melakukan proses manufaktur sendiri, Intel dan Samsung adalah diantaranya. Intel menjadi dominan player di industri semikonduktor berbasis X86, salah satu kuncinya adalah keberhasilan dalam melakukan inovasi terus-menerus. Tentunya Intel lebih leluasa melakukan inovasi jika memiliki fasilitas manufaktur sendiri dibanding kompetitor yang tidak memilikinya. AMD adalah satu-satunya pesaing Intel yang memiliki market share X86 terbesar kedua, walaupun hanya dibawah 30%. Menurut beberapa pengamat, salah satu penyebab sulitnya AMD untuk bersaing dengan Intel adalah karena AMD tidak memiliki fasilitas manufaktur sendiri seperti Intel. AMD menjual fasilitas manufakturnya pada tahun 2008 untuk menambah cash flow dan langkah tersebut dinilai lebih efisien dibanding memiliki fasilitas manufaktur sendiri.

Sedangkan Samsung, walaupun memiliki fasilitas manufaktur sendiri, processor yang diproduksi tidak hanya digunakan oleh Samsung saja. Samsung juga memproduksi processor pesanan beberapa perusahaan lain. Salah satu customer terbesar Samsung adalah Apple, Samsung memproduksi processor yang digunakan Apple untuk gadgetnya, yaitu A series processor, A4, A5, A6. Akhir-akhir ini Apple mulai mengalihkan partner manufaktur processornya ke perusahaan lain terkait dengan memanasnya hubungan antara dua perusahaan tersebut.

Global Foundries, kehilangan AMD
sebagai salah satu customer terbesar
Tapi trend fabless chipmaker tidak selalu membuat bisnis lebih mudah bagi chip manufaktur. Memang TSMC adalah salah satu diantara chip manufaktur yang mengalami kemajuan pesat, demand melebihi supply yang mampu diproduksi TSMC. Tapi hal yang sama tidak terjadi pada kompetitornya, seperti Global Foundries dan UMC. Global Foundries bahkan kehilangan salah satu customer terbesarnya, yaitu AMD. AMD mengalihkan manufaktur processor dari GloFlo ke TSMC, salah satu penyebab utamanya adalah ketidakmampuan GloFlo untuk memenuhi target produksi yang diminta oleh AMD. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, industri manufaktur semikonduktor memang tidak murah. Karena memerlukan mesin dengan teknologi dan presisi yang tinggi. Tanpa modal investasi yang besar dan demand yang baik dari customer, tentu sulit untuk dapat berhasil di bisnis semikonduktor.

Tren fabless chip maker sepertinya masih akan berlanjut jika melihat dari efisiensi yang bisa dihasilkan, hal ini tentu menjadi prospek cerah bagi manufaktur semikonduktor. Strategi investasi, produksi, dan pemasaran yang tepat dapat menjamin masa depan perusahaan dalam bisnis ini. TSMC adalah salah satu contoh sukses perusahaan semikonduktor untuk saat ini.

data diambil dari berbagai sumber

Sunday, June 24, 2012

Nintendo, inovasi dan karakternya (2)

PS Move dan sensor Kinect XBOX
Microsoft dan Sony sangat baik dalam mengejar ketinggalannya dari Nintendo untuk menambahkan motion sensing technology dalam console-nya masing-masing. Product motion sensing Kinect dari Microsoft ternyata mendapat respon yang sangat baik dari consumer, Kinect adalah motion sensor yang bisa dijual terpisah dari console Xbox. Dalam 5 bulan pertama sejak diluncurkan, Kinect sensor berhasil terjual sebanyak 10 juta unit. Sedangkan Sony berada di bawah Microsoft dengan berhasil mengapalkan 4 juta unit PS Move dalam 3 bulan pertama.

Sebenarnya bukan hanya Sony dan Microsoft yang menjadi pesaing Nintendo, target pasar mainstream atau casual gamer yang menjadi lumbung uang Nintendo selama ini menjadi daya tarik beberapa perusahaan consumer gadget. Apple adalah salah satu perusahaan yang sangat baik dalam menarik minat casual gamer dengan product Iphone dan Ipad. Spesifikasi hardware dan software dari Apple tersebut sangat memungkinkan bagi para developer game dalam mengembangkan game di platform tersebut. Pangsa pasar Iphone dan Ipad yang besar juga menjadi daya tarik game developer karena kemungkinan game buatannya didownload akan semakin banyak. Statistik menunjukkan penurunan penjualan console game beberapa tahun terakhir dipengaruhi oleh semakin berkembangnya game di gadget para consumer.

Jika beberapa competitornya mengikuti tren pasar untuk menarik semakin banyak customer, Nintendo menunjukkan karakternya dengan tetap menggunakan pendekatan tradisional. Salah satu contohnya adalah dalam hal distribusi game, seiring dengan semakin menurunnya keuntungan Nintendo, beberapa stakeholder menginginkan Nintendo membuka lisensi game super mario ke platform game yang lain. Tujuannya adalah agar game super mario bisa dibuat di platform yang memiliki lebih banyak user, seperti IOS dan Android. Harapannya adalah semakin populer platform tersebut, semakin besar super mario didownload dan dimainkan oleh consumer, sehingga hasil penjualan game tersebut bisa menutup kerugian yang dialami Nintendo.

super mario dan luigi, game legendaris Nintendo
Nintendo memegang hak lisensi untuk beberapa game populer, diantaranya adalah Super Mario dan Legend of Zelda. Kemungkinan besar game-game tersebut akan laris manis jika bisa dimainkan di platform lain. Tapi ada dua sisi mata pisau disini, dibukanya game-game eksklusif Nintendo ke platform lain memiliki potensi buruk ke bisnis hardware console Nintendo, karena console Nintendo akan kehilangan hak eksklusifnya untuk memainkan game tersebut. Potensi uang yang bisa diraup dari penjualan game di platform lain tidaklah sebanding dengan resiko yang akan dialami bisnis hardware-nya. Nintendo adalah perusahaan yang melakukan inovasinya di hardware dan software, membuka platform lain untuk memainkan game miliknya akan membuat Nintendo lebih condong ke game software company seperti Zynga dan Ubisoft.

Ditengah tekanan para pesaingnya, inovasi baru dari Nintendo dibutuhkan untuk ditanamkan ke produk-produknya kedepan seperti yang sudah ditunjukkan pada produk sebelumnya, Wii. Saat ini Wii bukan satu-satunya console dengan motion controller, bahkan Wii tidak bisa bersaing secara kualitas grafik dan akurasi jika dibandingkan dengan Kinect Xbox dan PS Move. Salah satu kelemahan dari Wii adalah console ini tidak mampu menyasar pasar game kelas berat atau serius gamer.

Hal ini berusaha dikejar Nintendo dengan suksesor Wii, yaitu Wii U. Wii U memiliki processing power, kualitas grafik, dan akurasi controller yang lebih baik dibanding versi pendahulunya. Next generation console Nintendo ini mampu memainkan game dengan resolusi High Definition, 1080P. Hal baru yang banyak menarik perhatian dari Wii U adalah controllernya. Controller baru Wii U memiliki tombol seperti joystick pada umumnya, yaitu tombol navigasi, 4 tombol action, navigasi analog, beberapa tombol tambahan lainnya. Ada satu feature tambahan di controller Wii U, 7 inch touch screen, sehingga controller tersebut memiliki dimensi lebih dari 8 inchi.

Wii U Gamepad
Bukan tanpa alasan Nintendo menambahkan touch screen di controller barunya yang disebut juga Gamepad. Dengan Gamepad, Nintendo berusaha masuk ke pasar game yang dimiliki oleh Ipad, Iphone, smartphone dan tablet android. Karena Gamepad selain digunakan untuk controller Wii U dengan motion sensing, juga dapat digunakan untuk memainkan game sendiri secara terpisah dari console-nya. Hal ini dilakukan untuk merespon pangsa pasar Nintendo yang secara langsung atau tidak langsung tergerus oleh gadget dari Apple dan Android. Feature touch screen juga membuka kemungkinan lain dalam cara bermain game, salah satu demo yang ditunjukkan adalah game melempar shuriken dengan gamepad sebagai kumpulan shuriken yang bisa kita lemparkan dengan cara slide jari kita di touch screen gamepad. Game lain yang didemokan adalah golf dengan gamepad digunakan untuk posisi bola golf di rumput yang siap dipukul, kemudian tangan kita menggunakan stick lama Wii sebagai stick golf. Wii U juga bisa dimaksimalkan untuk bermain game-game yang serius dengan genre FPS, touch screen yang ada bisa digunakan untuk melihat inventory yang kita miliki tanpa harus pause game untuk beralih ke menu inventory.

Nintendo memiliki tag line untuk produk barunya yang intinya adalah menghubungkan anggota keluarga di ruang keluarga yang sama untuk bermain game, menghubungkan ruang keluarga dengan ruang keluarga yang lain. Connected people in the living room, connected living room to living room. Selain gampeplay Wii U yang sangat mendukung untuk dilakukan secara bersama-sama, Wii U juga memiliki kamera di gamepad yang bisa digunakan untuk video call dengan menggunakan koneksi internet. Di dalam demo yang ada, kamera gamepad digunakan video call ke teman untuk menanyakan tips mengalahkan monster dalam level tertentu. Saat melakukan video call, Wii U menampilkan lawan bicara kita di layar utama, sedangkan gamepad menampilkan gambar kita.

Miiverse, nintendo social network
Untuk memaksimalkan pengalaman gamer, Nintendo membuat social network dengan nama Miiverse. Dengan adanya Miiverse, gamer bisa membuat forum, berbagi tips dan bersaing posting point terbaik yang berhasil diraih dalam bermain game. Miiverse bisa digunakan seperti forum twitter atau kaskus, tapi juga memiliki format grafik yang atraktif, judul-judul game ditampilkan dalam kumpulan icon, semakin banyak suatu game dimainkan oleh gamer, semakin banyak icon game tersebut dikerumuni oleh avatar gamer. Ya, setiap gamer bisa memiliki avatar masing-masing yang bisa digunakan untuk berinteraksi dengan gamer lain di Miiverse.

Saat ini Wii U mendapat respon beragam dari pasar, sebagian optimis bahwa Nintendo mampu bersaing kembali dengan Kinect, PS Move, dan tablet, sebagian pesimis karena melihat Wii U tidak memiliki cukup inovasi dan nilai diferensiasi dibanding competitornya. Wii U akan dirilis pada akhir tahun 2012, belum ada informasi resmi di harga berapa Wii U akan dibanderoll. Jumlah game yang mendukung feature khusus touch screen di gamepad akan berpengaruh terhadap penjualan Wii U. Perlu ditunggu apa strategi dan marketing yang dilakukan Nintendo untuk mensukseskan penjualan produk terbarunya. Untuk anda yang ingin melihat video feature-feature baru dari Wii U bisa play youtube embedded video di bawah.

Wii U trailer

Nintendo Direct Pre E3 2012

Thursday, June 21, 2012

Nintendo, inovasi dan karakternya


Nintendo, raksasa industri game asal jepang ini memiliki karakter dan pendekatan yang unik terhadap konsumen. Perusahaan ini telah bertahan selama lebih dari 100 tahun dengan menorehkan beberapa game legendaris dan console yang menjadi best selling console di insdustri game. Game seperti Super Mario tentu tidak asing bagi anda para pemerhati game, Game ini dibuat oleh Nintendo dan hanya dapat dimainkan di console milik Nintendo, walaupun begitu super mario adalah salah satu game dengan penjualan terbaik sepanjang masa.

Jika kita lihat sejarah Console yang dimiliki Nintendo, Nintendo menjadi salah satu pelopor dalam hal game console dengan meluncurkan game console pertama mereka pada tahun 1983 yang dinamai NES (Nintendo Entertainment System), kemudian dilanjutkan dengan Super Nintendo Entertainment System, Nintendo 64, Nintendo GameCube, dan yang terakhir adalah Wii, serta console yang akan dirilis akhir tahun dengan nama Wii U.

Wii, the first of its kind
Sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2006, Wii menjadi salah satu produk tersukses Nintendo dengan penjualan di seluruh dunia hampir mencapai 100 juta unit, jauh melampaui penjualan console dari Sony PlayStation maupun Microsoft Xbox. Kunci sukses Wii adalah target pasar yang disasar lebih luas daripada para pesaingnya, jika Sony dan Microsoft memfokuskan penjualan console game-nya kepada gamer serius dan kelas berat, Nintento justru melakukan pendekatan berbeda dengan berusaha meraih consumer dari pasar yang lebih luas, yaitu consumer yang tidak terlalu perhatian kepada kualitas grafik dan tingginya processing power dari sebuah console. Consumer tersebut adalah consumer yang ingin memainkan game dengan cara yang mudah, alami, dan menyenangkan secara bersama-sama sebagai kegiatan sosial.

Selagi Sony dan Microsoft bersaing untuk meningkatkan processing power dan grafik dari masing-masing console-nya agar mampu memainkan game dengan kualitas grafik dan kecepatan yang memanjakan serius gamer, Nintendo melakukan terobosan unik yang bertujuan untuk merubah cara interaksi dalam memainkan game. Wiimote yang menjadi controller Wii adalah differentiation value Nintendo dari competitornya saat itu. Wiimote adalah motion sensing controller, sehingga gamer dapat memainkan game golf dengan cara mengayunkan Wiimote seperti tongkat golf, atau mengayunkan seperti raket untuk game tennis. Terobosan baru dalam cara bermain game membawa kesuksesan besar bagi Nintendo, karena Wii menjadi populer dikalangan consumer yang sebelumnya tidak tertarik pada game-game serius di Playstation atau Xbox. Hal ini menjadi lebih baik lagi bagi Nintendo karena pasar consumer mainstream yang menyukai cara baru dalam bermain game di Wii sangatlah besar dan Wii adalah console pertama yang menyasar pasar tersebut. Tentu saja dengan tidak adanya pesaing berarti di segmen market tersebut, Wii meraih kesuksesan dan menjadi sumber pendapatan bagi Nintendo.

nintendo next generation console, Wii U
Wii praktis tidak memiliki pesaing selama beberapa tahun hingga pada akhir tahun 2010, Sony dan Microsoft masuk ke pasar yang dinikmati Nintendo selama beberapa tahun. Sony meluncurkan motion sensing controller dengan nama PS Move yang memiliki akurasi dan respon jauh lebih baik dari Wiimote, sedangkan Microsoft mengambil langkah berbeda dengan meluncurkan Kinect, yaitu sensor yang mengenali gerakan gamer sehingga gamer tidak perlu menggunakan controller untuk memainkan game. Masuknya Sony dan Microsoft ke motion sensing controller berpengaruh terhadap penjualan Wii sehingga mengalami penurunan penjualan sejak akhir 2010. Selain karena masuknya Sony dan Microsoft, penurunan penjualan Wii memang cukup wajar mengingat umur dari console buatan Nintendo tersebut sudah mencapai 6 tahun, waktu tersebut adalah umur yang wajar bagi product cycle sejenis console game, sudah waktunya bagi Nintendo untuk mengambil kembali pasarnya yang melayang ke Sony dan Microsoft dengan meluncurkan generasi penerus Wii.

Sunday, February 05, 2012

Meleburnya dunia desktop dan gadget


Hasil survey yang dilakukan oleh Global StatCounter dari Januari 2011 sampai Januari 2012 menunjukkan bahwa Windows Operating System dari Microsoft mendominasi pasar global OS desktop dengan market share sebesar 90 persen, peringkat kedua dihuni oleh MacOSX dengan 8 persen market share, dan sisanya merupakan gabungan dari beberapa desktop OS seperti Linux, BeOS, dll. Market share Mac OSX mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam 1-2 tahun terakhir, penjualan Mac OSX terdongkrak seiring semakin populernya IOS dibalik Ipad dan Iphone dikalangan consumer.

Mac OSX Lion
Mac OSX Lion folder
Melihat UI dari IOS disukai oleh konsumen karena sangat mudah digunakan oleh orang awam sekalipun, Apple memutuskan untuk mengambil beberapa keunggulan dari IOS untuk ditanamkan di Mac OSX terbarunya, yaitu OSX Lion. Mac OSX Lion dirilis Apple secara resmi pada 22 July 2011, tidak seperti generasi-generasi sebelumnya, OSX Lion memiliki banyak perombakan disisi UI. Terlihat jelas banyak unsur dari IOS yang ditanamkan di OSX Lion, mulai dari trackpad gesture (two, three finger gesture) sampai folder aplikasi yang persis seperti IOS.

IOS folder
Jika biasanya kita menggerakkan scroll bar di sisi kanan layar ke bawah untuk melihat content yang di bawah, OSX Lion justru sebaliknya, menyentuh trackpad dengan dua jari dan menggesernya ke atas untuk melihat content di bawah. Persis seperti tablet dan smartphone bukan? Hanya di tablet kita cukup menggunakan 1 jari untuk menggeser content ke bawah, atas, atau kiri kanan. Begitu juga untuk folder, icon folder dinamis tergantung dari aplikasi atau dokumen apa yang terdapat di dalamnya. Kita tidak akan membahas lebih detail mengenai feature OSX Lion karena sudah banyak review dan hands on yang membahas cukup detail.

Windows 8
Windows 8 Metro UI
Microsoft berencana merilis Windows 8 pada quarter ke-4 tahun ini, tepatnya pada bulan Oktober 2012. Seperti Mac OSX Lion, Windows 8 juga merupakan OS yang cukup special, OS ini akan menjadi penentu sukses tidaknya Microsoft di pasar tablet dimana Apple mendominasi dengan Ipad. Kesuksesan Ipad yang notabene bukan PC (Personal Computer) ternyata berimbas ke penjualan Microsoft Windows, untuk pertama kalinya Microsoft mengumumkan pada Quarter ke-4 2011 divisi Windows dan Windows Live mengalami penurunan profit sebesar 6 persen. Untuk mempertahankan dominasi OS Windows, Microsoft harus masuk ke pasar tablet, dan Windows 8 adalah tiket mereka untuk mengambil kembali market share yang diambil IOS dengan Ipad-nya.

Windows Phone Metro UI
Windows 8 akan memiliki dua jenis UI, yaitu UI yang sama seperti Windows 7 dan Metro UI yang diadopsi dari Windows Phone 7. Metro UI adalah UI yang pertama kali muncul di Windows Phone 7, yaitu OS smartphone Microsoft yang dikembangkan untuk mengganti Windows Mobile 6.5 yang sudah usang dan untuk bersaing di pasar Smartphone dengan IOS dan Android. Walaupun mengalami perkembangan yang tidak sesuai harapan, tetapi Metro UI mendapat pujian dari banyak orang karena kemudahan yang ditawarkan, Metro UI yang berbentuk tile menjadi nilai pembeda dari IOS dan Android.

Verdict
Dengan semakin banyaknya pengaruh yang dibawa dari OS mobile ke OS desktop consumer oriented seperti Windows dan Mac OSX, sepertinya perbedaan OS di dua dunia berbeda ini akan semakin kabur. Mungkin nantinya kita tidak akan mengalami perbedaan berarti ketika berpindah dari smartphone atau tablet ke desktop PC, bukankah hal yang bagus juga buat kita? Semakin sedikit perbedaan yang ada antara gadget dan desktop tentunya akan semakin memudahkan hidup kita.

Monday, January 23, 2012

Editorial : Masa Depan Research In Motion di Persimpangan [Blackberry]


Blackberry adalah salah satu pemicu booming pertumbuhan smartphone di Indonesia. Smartphone yang pada awalnya memiliki fokus ke perusahaan dengan teknologi push mail dan BBM ini, pada awalnya tidak memiliki saingan berarti, setidaknya sebelum kedatangan Iphone dan Android. Sampai saat ini sebenarnya Blackberry masih memiliki pangsa pasar yang besar di Indonesia dengan jumlah pengguna sekira 6 juta dan diperkirakan masih terus bertambah.

Tetapi jika kita melihat global market share untuk Smartphone, Research In Motion (RIM) perusahaan dibalik smartphone Blackberry saat ini sedang dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Market share Blackberry terus mengalami penurunan seiring dengan semakin populernya dua platform pendatang, yaitu iOS dan Android. Berdasarkan data dari Goldman, pangsa pasar global RIM mengalami penurunan sebesar 9 persen dari tahun lalu, penurunan yang sangat signifikan. RIM tidak mampu bersaing dengan iOS dan Android dalam beberapa hal, user interface, hardware, dan ekosistem. iOS dan Android dikembangkan dari awal untuk smartphone dengan touch user interface, sehingga sangat memudahkan user dalam berinteraksi dengan smartphone. Hal ini berbanding terbalik dengan Blackberry, Blackberry memiliki kekuatan di physical keyboard yang berkualitas, sehingga pada dasarnya Blackberry OS tidak dimaksimalkan untuk interaksi dengan touch based interface.

Kondisi menjadi semakin buruk bagi RIM karena sebagian besar orang lebih suka berinteraksi dengan touch screen daripada physical keyboard yang menjadi ciri khas RIM sejak lama. Blackberry juga tertinggal dari sisi spesifikasi hardware, kualitas kamera dan kecepatan processor adalah hal yang paling jelas jika dibandingkan dengan platform lain sesama high end product. Yang terakhir adalah jumlah aplikasi yang dimiliki platform Blackberry sangat jauh jika dibandingkan dengan iOS yang sudah mencapai 500 ribuan dan Android di kisaran 300 ribu aplikasi. Jumlah aplikasi berperan penting dalam perkembangan suatu platform, karena semakin banyak aplikasi yang dimiliki suatu platform, semakin banyak user yang tertarik menggunakan platform tersebut karena user memiliki keleluasaan untuk memilih aplikasi apa yang akan digunakan.

RIM Fight Back
RIM tidak tinggal diam dengan kondisinya yang tersudut oleh digdayanya iOS dan Android. Produk tablet yang bernama Playbook diluncurkan untuk membendung kepopuleran Ipad yang bahkan Android-pun masih belum mampu menyainginya, dan hasilnya gagal total. Pada awal 2012 Playbook dilaporkan mengakibatkan kerugian RIM sebesar 485 juta USD karena penjualannya yang mengecewakan. RIM juga meluncurkan Blackberry yang lebih touch friendly, Blackberry Touch atau Dakota tetap mempertahankan physical qwerty keyboard tetapi bisa dioperasikan juga dengan sentuhan di layarnya. Tetapi produk-produk Blackberry terbaru RIM tidak mampu mengambil hati konsumen di pasar Global.

Bagaimana dengan penjualan dengan diskon besar-besaran yang memicu kericuhan di Jakarta beberapa waktu yang lalu? Ya, sepertinya kejadian ini hanya terjadi di Indonesia saja dimana RIM masih memiliki pasar yang kuat dan besar terutama untuk produk-produk Blackberry middle to low end. Indonesia menjadi salah satu fokus pasar RIM karena besarnya potensi pasar yang ada, terbukti dengan Indonesia dipilih sebagai tempat pertama launching produk highend Blackberry dari RIM, yaitu Dakota yang memiliki physical qwerty keyboard berkualitas dengan layar yang bisa dioperasikan dengan sentuhan. Tetapi Indonesia pun tidak terlepas dari serangan iOS dan Android, Android yang diadopsi beberapa manufaktur memiliki keunggulan variasi pasar, harga gadget Android sangat bervariasi mulai dari low-end (kurang dari 1 juta) sampai highend (6 jutaan ke atas). Sedangkan iOS lebih menyasar ke pasar premium dengan mematok harga lebih dari 4 juta rupiah.

Blackberry 10
Blackberry London
Blackberry 10 adalah generasi selanjutnya dari Blackberry OS yang menjanjikan friendly user interface karena memang dimaksimalkan untuk touch base gadget. Pastinya next BB OS ini akan memiliki keunggulan yang dimiliki OS sebelumnya, yaitu push mail dan BBM yang dicompress dan encripsi dengan sangat baik oleh RIM. Sebagai informasi, RIM masih menjadi platform yang memiliki teknologi kompresi dan enkripsi yang terbaik.Teknologi NFC yang semakin popular juga dipastikan akan menjadi salah satu feature unggulan.

RIM sadar bahwa Blackberry 10 adalah kesempatan terakhirnya untuk mempertahankan pasarnya dari serbuan platform lain, jika BB 10 gagal meyakinkan pasar maka kemungkinan RIM akan menjual platform miliknya ke perusahaan lain, walaupun sebenarnya sekarang pun sudah santer kabar beredar bahwa RIM akan menjual platform Blackberry. Mengingat pentingnya BB 10 untuk masa depan RIM, mereka tidak main-main dalam mengembangkan next generation platform, interface yang menjadi salah satu ketinggalan BB OS dari platform lain dicoba diperbaiki RIM dengan membeli perusahaan design interface, TAT (The Astonishing Tribe). TAT adalah perusahaan design interface yang memiliki reputasi, sebagai informasi, OS Android versi awal menggunakan jasa TAT untuk user interface. Fujitsu dan beberapa perusahaan teknologi dunia juga menggunakan jasa TAT, jadi patut ditunggu apa yang bisa dilakukan TAT untuk ‘menghias’ user interface BB  10.

Blackberry 10 akan dirilis oleh RIM pada bulan Februari tahun ini pada event Mobile World Congress (MWC) 2012. Sayangnya, produk Blackberry dengan OS BB 10 kemungkinan besar baru dirilis pada quarter ke-3 2012, yaitu bulan Oktober 2012. Padahal kita semua tahu perkembangan dunia gadget sangat pesat, produk yang bagus saat ini, bisa jadi sudah usang 3-6 bulan lagi, lihat saja pesatnya platform Android yang diperbarui setiap 6 bulan sekali oleh Google.

Rumor juga mengatakan bahwa RIM akan membuat suksessor dari Playbook, yaitu Playbook 2.0. Indikasi yang ditemukan oleh n4bb menunjukkan bahwa BB 10 didesign untuk mampu mendukung resolusi sampai 1280 x 768 dan support LTE. Playbook 2.0 kemungkinan akan diperkenalkan ke public oleh RIM pada MWC 2012 bulan depan. Kita masih belum tahu kapan Playbook 2.0 akan mulai dijual ke public.

Terlalu lama jarak antara launching BB 10 dan penjualan produk Blackberry ke pasar sebenarnya sudah membawa efek yang buruk bagi RIM, walaupun kita tahu bahwa mengembangkan OS yang berkualitas memang butuh waktu. Masalahnya adalah RIM saat ini sedang ditekan oleh beberapa platform yang memiliki perkembangan sangat pesat. Pada tahun 2011 saja, saham RIM mengalami penurunan nilai sebesar 75 persen. Apakah investor RIM memiliki kesabaran untuk menunggu lebih lama lagi melihat dollar yang ditanamkan di RIM ‘menguap’ dengan pace yang constant.

RIM dijual ?
Beberapa investor yang gerah dengan masa depan RIM yang tidak jelas dan gadget BB 10 yang masih jauh dari tanggal penjualannya menekan management RIM untuk menjual RIM sebelum harga RIM semakin jauh merosot. Co-CEO yang juga founder RIM, Mike Lazaridis dan Jim Balsillie pun dalam tekanan. Tetapi bagaimanapun duo founder RIM ini masih optimis bahwa BB 10 akan menjadi titik balik RIM dalam ketatnya persaingan dunia gadget.

RIM sebenarnya masih menjadi salah satu perusahaan yang sangat sehat dengan kepemilikan dana sebesar 1.5 milyar US dollar saat ini. Karena itu beberapa perusahaan besar sempat melirik RIM sebagai salah satu cara ekspansi bisnis. Microsoft yang sedang berusaha keras untuk meningkatkan pangsa pasar OS mobile terbarunya, yaitu Windows Phone 7 digosipkan membentuk konsorsium dengan Nokia untuk membeli RIM. Teknologi kompresi, enkripsi, BBM, dan kualitas hardware RIM ditengarai menjadi factor yang menarik bagi Microsoft untuk ditanamkan di OS WP7 kemudian berpartner bersama Nokia untuk memperkenalkan platform tersebut ke pasar global.

Amazon yang sukses dengan produk Kindle Fire dengan strategi jual rugi dengan strategi mendapatkan keuntungan dari penjualan content yang bisa diakses melalui kindle fire, dirumorkan juga berminat untuk membeli RIM. Menurut Reuters pada desember lalu, diketahui bahwa Amazon sedang melakukan pembicaraan dengan bank/firma investasi mengenai kemungkinan buy out RIM. Walaupun masih jauh dari proses pembelian ini, setidaknya pembicaraan tersebut menunjukkan minat Amazon untuk melakukan ekspansi bisnis dengan RIM sebagai alat loncatannya.

Yang terakhir ramai dibicarakan adalah Samsung, pertengahan bulan ini dikabarkan bahwa RIM berniat menjual dirinya ke Samsung, masih belum jelas apakah RIM berniat menjual perusahaan secara keseluruhan, sebagian, atau hanya menjual lisensi Blackberry 10 ke Samsung. Walaupun pada akhirnya juru bicara Samsung menyanggah bahwa Samsung berniat membeli RIM. Memang cukup wajar bahwa Samsung tidak berniat membeli RIM, Samsung sudah sukses dengan Android, bahkan Samsung juga memiliki platform yang dikembangkan sendiri walaupun baru sebatas middle to low-end gadgetnya, yaitu Bada.

Tapi seberapapun strugglingnya RIM, Blackberry tetap menjadi OS yang memiliki ‘killer feature’ yang sudah saya sebutkan berulang kali sebelumnya. Samsung sendiri dikenal sebagai perusahaan pembuat gadget dengan hardware yang berkualitas, bukankah kombinasi yang bagus jika hardware berkualitas Samsung dipadukan dengan feature unggulan BB 10 dari RIM? Sepertinya langkah untuk melisensikan BB 10 merupakan langkah terbaik yang bisa diambil oleh RIM.

Duo Founder turun dari jabatannya
Jim Balsillie dan Mark Lazaridis
Dengan adanya rumor berminatnya beberapa perusahaan besar untuk membeli RIM yang kondisinya terus menurun, masih jauhnya gadget BB 10 dari penjualan ke public, dan belum ada keputusan strategis untuk membawa RIM keluar dari tekanan. Investor terus menekan management untuk mengambil keputusan strategis mengenai masa depan RIM. Pada akhirnya duo founder RIM yang menjabat sebagai co-CEO, Jim Balsillie dan Mike Lazaridis turun dari posisinya pada hari minggu 23 Januari 2012. Posisi CEO yang baru digantikan oleh Thorsten Heins yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Operation Officer. Beberapa pengamat menilai pergantian ini bukanlah langkah yang baik bagi RIM, mengingat bahwa Thorsten Heins merupakan ‘anak didik’ duo founder RIM sehingga diragukan bahwa dia akan melakukan langkah yang jauh berbeda dengan CEO sebelumnya.

Patut kita tunggu bagaimana masa depan RIM, melihat bagaimana kejayaan yang sempat/masih diraih RIM di dunia bisnis dan Indonesia, bukankah beberapa waktu yang lalu hampir semua orang di Indonesia, minimal di kota besar pasti memiliki Blackberry? Sehingga istilah berbagi PIN menjadi sangat umum dikalangan pebisnis maupun anak muda. Apakah tren ini akan sedikit demi sedikit menghilang atau akan mencapai titik balik untuk menjadi semakin populer?