Blackberry adalah salah satu pemicu booming pertumbuhan
smartphone di Indonesia. Smartphone yang pada awalnya memiliki fokus ke
perusahaan dengan teknologi push mail dan BBM ini, pada awalnya tidak memiliki
saingan berarti, setidaknya sebelum kedatangan Iphone dan Android. Sampai saat
ini sebenarnya Blackberry masih memiliki pangsa pasar yang besar di Indonesia
dengan jumlah pengguna sekira 6 juta dan diperkirakan masih terus bertambah.
Tetapi jika kita melihat global market share untuk
Smartphone, Research In Motion (RIM) perusahaan dibalik smartphone Blackberry saat
ini sedang dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Market share Blackberry terus
mengalami penurunan seiring dengan semakin populernya dua platform pendatang,
yaitu iOS dan Android. Berdasarkan data dari Goldman, pangsa pasar global RIM
mengalami penurunan sebesar 9 persen dari tahun lalu, penurunan yang sangat
signifikan. RIM tidak mampu bersaing dengan iOS dan Android dalam beberapa hal,
user interface, hardware, dan ekosistem. iOS dan Android dikembangkan dari awal
untuk smartphone dengan touch user interface, sehingga sangat memudahkan user
dalam berinteraksi dengan smartphone. Hal ini berbanding terbalik dengan
Blackberry, Blackberry memiliki kekuatan di physical keyboard yang berkualitas,
sehingga pada dasarnya Blackberry OS tidak dimaksimalkan untuk interaksi dengan
touch based interface.
Kondisi menjadi semakin buruk bagi RIM karena sebagian
besar orang lebih suka berinteraksi dengan touch screen daripada physical
keyboard yang menjadi ciri khas RIM sejak lama. Blackberry juga tertinggal dari
sisi spesifikasi hardware, kualitas kamera dan kecepatan processor adalah hal
yang paling jelas jika dibandingkan dengan platform lain sesama high end
product. Yang terakhir adalah jumlah aplikasi yang dimiliki platform Blackberry
sangat jauh jika dibandingkan dengan iOS yang sudah mencapai 500 ribuan dan
Android di kisaran 300 ribu aplikasi. Jumlah aplikasi berperan penting dalam
perkembangan suatu platform, karena semakin banyak aplikasi yang dimiliki suatu
platform, semakin banyak user yang tertarik menggunakan platform tersebut
karena user memiliki keleluasaan untuk memilih aplikasi apa yang akan
digunakan.
RIM Fight
Back
RIM tidak tinggal diam dengan kondisinya yang
tersudut oleh digdayanya iOS dan Android. Produk tablet yang bernama Playbook
diluncurkan untuk membendung kepopuleran Ipad yang bahkan Android-pun masih
belum mampu menyainginya, dan hasilnya gagal total. Pada awal 2012 Playbook
dilaporkan mengakibatkan kerugian RIM sebesar 485 juta USD karena
penjualannya yang mengecewakan. RIM juga meluncurkan Blackberry yang lebih
touch friendly, Blackberry Touch atau Dakota tetap mempertahankan physical
qwerty keyboard tetapi bisa dioperasikan juga dengan sentuhan di layarnya.
Tetapi produk-produk Blackberry terbaru RIM tidak mampu mengambil hati konsumen
di pasar Global.
Bagaimana dengan penjualan dengan diskon
besar-besaran yang memicu kericuhan di Jakarta beberapa waktu yang lalu? Ya,
sepertinya kejadian ini hanya terjadi di Indonesia saja dimana RIM masih
memiliki pasar yang kuat dan besar terutama untuk produk-produk Blackberry
middle to low end. Indonesia menjadi salah satu fokus pasar RIM karena besarnya
potensi pasar yang ada, terbukti dengan Indonesia dipilih sebagai tempat
pertama launching produk highend Blackberry dari RIM, yaitu Dakota yang
memiliki physical qwerty keyboard berkualitas dengan layar yang bisa
dioperasikan dengan sentuhan. Tetapi Indonesia pun tidak terlepas dari serangan
iOS dan Android, Android yang diadopsi beberapa manufaktur memiliki keunggulan
variasi pasar, harga gadget Android sangat bervariasi mulai dari low-end
(kurang dari 1 juta) sampai highend (6 jutaan ke atas). Sedangkan iOS lebih
menyasar ke pasar premium dengan mematok harga lebih dari 4 juta rupiah.
Blackberry
10
 |
Blackberry London |
Blackberry 10 adalah generasi selanjutnya dari
Blackberry OS yang menjanjikan friendly user interface karena memang dimaksimalkan
untuk touch base gadget. Pastinya next BB OS ini akan memiliki keunggulan yang
dimiliki OS sebelumnya, yaitu push mail dan BBM yang dicompress dan encripsi
dengan sangat baik oleh RIM. Sebagai informasi, RIM masih menjadi platform yang
memiliki teknologi kompresi dan enkripsi yang terbaik.Teknologi NFC yang
semakin popular juga dipastikan akan menjadi salah satu feature unggulan.
RIM sadar bahwa Blackberry 10 adalah kesempatan
terakhirnya untuk mempertahankan pasarnya dari serbuan platform lain, jika BB
10 gagal meyakinkan pasar maka kemungkinan RIM akan menjual platform miliknya
ke perusahaan lain, walaupun sebenarnya sekarang pun sudah santer kabar beredar
bahwa RIM akan menjual platform Blackberry. Mengingat pentingnya BB 10 untuk
masa depan RIM, mereka tidak main-main dalam mengembangkan next generation
platform, interface yang menjadi salah satu ketinggalan BB OS dari platform
lain dicoba diperbaiki RIM dengan membeli perusahaan design interface, TAT (The
Astonishing Tribe). TAT adalah perusahaan design interface yang memiliki
reputasi, sebagai informasi, OS Android versi awal menggunakan jasa TAT untuk user
interface. Fujitsu dan beberapa perusahaan teknologi dunia juga menggunakan
jasa TAT, jadi patut ditunggu apa yang bisa dilakukan TAT untuk ‘menghias’ user
interface BB 10.
Blackberry 10 akan dirilis oleh RIM pada bulan
Februari tahun ini pada event Mobile World Congress (MWC) 2012. Sayangnya,
produk Blackberry dengan OS BB 10 kemungkinan besar baru dirilis pada quarter
ke-3 2012, yaitu bulan Oktober 2012. Padahal kita semua tahu perkembangan dunia
gadget sangat pesat, produk yang bagus saat ini, bisa jadi sudah usang 3-6
bulan lagi, lihat saja pesatnya platform Android yang diperbarui setiap 6 bulan
sekali oleh Google.
Rumor juga mengatakan bahwa RIM akan membuat suksessor
dari Playbook, yaitu Playbook 2.0. Indikasi yang ditemukan oleh
n4bb
menunjukkan bahwa BB 10 didesign untuk mampu mendukung resolusi sampai 1280 x
768 dan support LTE. Playbook 2.0 kemungkinan akan diperkenalkan ke public oleh
RIM pada MWC 2012 bulan depan. Kita masih belum tahu kapan Playbook 2.0 akan
mulai dijual ke public.
Terlalu lama jarak antara launching BB 10 dan
penjualan produk Blackberry ke pasar sebenarnya sudah membawa efek yang buruk
bagi RIM, walaupun kita tahu bahwa mengembangkan OS yang berkualitas memang
butuh waktu. Masalahnya adalah RIM saat ini sedang ditekan oleh beberapa
platform yang memiliki perkembangan sangat pesat. Pada tahun 2011 saja, saham
RIM mengalami penurunan nilai sebesar 75 persen. Apakah investor RIM memiliki
kesabaran untuk menunggu lebih lama lagi melihat dollar yang ditanamkan di RIM ‘menguap’
dengan pace yang constant.
RIM dijual
?
Beberapa investor yang gerah dengan masa depan RIM
yang tidak jelas dan gadget BB 10 yang masih jauh dari tanggal penjualannya
menekan management RIM untuk menjual RIM sebelum harga RIM semakin jauh
merosot. Co-CEO yang juga founder RIM, Mike Lazaridis dan Jim Balsillie pun
dalam tekanan. Tetapi bagaimanapun duo founder RIM ini masih optimis bahwa BB
10 akan menjadi titik balik RIM dalam ketatnya persaingan dunia gadget.
RIM sebenarnya masih menjadi salah satu perusahaan
yang sangat sehat dengan kepemilikan dana sebesar 1.5 milyar US dollar saat ini.
Karena itu beberapa perusahaan besar sempat melirik RIM sebagai salah satu cara
ekspansi bisnis. Microsoft yang sedang berusaha keras untuk meningkatkan pangsa
pasar OS mobile terbarunya, yaitu Windows Phone 7 digosipkan membentuk
konsorsium dengan Nokia untuk membeli RIM. Teknologi kompresi, enkripsi, BBM,
dan kualitas hardware RIM ditengarai menjadi factor yang menarik bagi Microsoft
untuk ditanamkan di OS WP7 kemudian berpartner bersama Nokia untuk
memperkenalkan platform tersebut ke pasar global.
Amazon yang sukses dengan produk Kindle Fire
dengan strategi jual rugi dengan strategi mendapatkan keuntungan dari penjualan
content yang bisa diakses melalui kindle fire, dirumorkan juga berminat untuk
membeli RIM. Menurut Reuters pada desember lalu, diketahui bahwa Amazon sedang
melakukan pembicaraan dengan bank/firma investasi mengenai kemungkinan buy out
RIM. Walaupun masih jauh dari proses pembelian ini, setidaknya pembicaraan
tersebut menunjukkan minat Amazon untuk melakukan ekspansi bisnis dengan RIM
sebagai alat loncatannya.
Yang terakhir ramai dibicarakan adalah Samsung,
pertengahan bulan ini dikabarkan bahwa RIM berniat menjual dirinya ke Samsung,
masih belum jelas apakah RIM berniat menjual perusahaan secara keseluruhan,
sebagian, atau hanya menjual lisensi Blackberry 10 ke Samsung. Walaupun pada
akhirnya juru bicara Samsung menyanggah bahwa Samsung berniat membeli RIM.
Memang cukup wajar bahwa Samsung tidak berniat membeli RIM, Samsung sudah
sukses dengan Android, bahkan Samsung juga memiliki platform yang dikembangkan
sendiri walaupun baru sebatas middle to low-end gadgetnya, yaitu Bada.
Tapi seberapapun strugglingnya RIM, Blackberry tetap
menjadi OS yang memiliki ‘killer feature’ yang sudah saya sebutkan berulang kali
sebelumnya. Samsung sendiri dikenal sebagai perusahaan pembuat gadget dengan hardware
yang berkualitas, bukankah kombinasi yang bagus jika hardware berkualitas
Samsung dipadukan dengan feature unggulan BB 10 dari RIM? Sepertinya langkah
untuk melisensikan BB 10 merupakan langkah terbaik yang bisa diambil oleh RIM.
Duo Founder
turun dari jabatannya
 |
Jim Balsillie dan Mark Lazaridis |
Dengan adanya rumor berminatnya beberapa
perusahaan besar untuk membeli RIM yang kondisinya terus menurun, masih jauhnya
gadget BB 10 dari penjualan ke public, dan belum ada keputusan strategis untuk
membawa RIM keluar dari tekanan. Investor terus menekan management untuk
mengambil keputusan strategis mengenai masa depan RIM. Pada akhirnya duo
founder RIM yang menjabat sebagai co-CEO, Jim Balsillie dan Mike Lazaridis
turun dari posisinya pada hari minggu 23 Januari 2012. Posisi CEO yang baru
digantikan oleh Thorsten Heins yang sebelumnya menjabat sebagai Chief Operation
Officer. Beberapa pengamat menilai pergantian ini bukanlah langkah yang baik
bagi RIM, mengingat bahwa Thorsten Heins merupakan ‘anak didik’ duo founder RIM
sehingga diragukan bahwa dia akan melakukan langkah yang jauh berbeda dengan
CEO sebelumnya.
Patut kita tunggu bagaimana masa depan RIM,
melihat bagaimana kejayaan yang sempat/masih diraih RIM di dunia bisnis dan
Indonesia, bukankah beberapa waktu yang lalu hampir semua orang di Indonesia,
minimal di kota besar pasti memiliki Blackberry? Sehingga istilah berbagi PIN menjadi
sangat umum dikalangan pebisnis maupun anak muda. Apakah tren ini akan sedikit
demi sedikit menghilang atau akan mencapai titik balik untuk menjadi semakin populer?